Timbulnya kesadaran dikalangan
masyarakat untuk mempercayakan pendidikan putra-putrinya kepada sekolah yang
bermutu patut disyukuri. Hal tersebut
merupakan suatu refleksi bahwa secara fitrah manusia terus mencari kebenaran
sebagai solusi yang dapat menjawab segala tantangan dan permasalahan
dalam hidupnya.
Namun dibalik rasa syukur itu, kita
perihatin dengan pola pikir masyarakat yang menganggap bahwa
pendidikan yang berkualitas dapat diwujudkan hanya dengan idealisme tanpa
diiringi oleh pengorbanan, terutama terkait biaya. Pada kenyataannya untuk menciptakan
pendidikan yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas
pula yang ditunjang dengan pemberian timbal balik jasa yang cukup dan
sarana-prasarana pendidikan memadai.
Dengan memperbaiki tingkat
kesejahteraan tenaga edukatif di sekolah, maka diharapkan kinerja
mereka akan meningkat yang pada akhirnya kualitas pendidikan yang kita harapkan
dapat terwujud.
Sementara itu, seringkali apa yang
dipelajari anak-anak di sekolah tampak sangat jauh dari kehidupan yang
mereka alami. Akibatnya, mereka tidak dapat memahami apa yang dipelajari dan
sulit mengaplikasikannya dengan pengalaman langsung sehari-hari yang mereka
hadapi. Kondisi yang terus menerus seperti ini pada akhirnya mengakibatkan
anak-anak tumbuh menjadi orang-orang yang berpengetahuan, tetapi
tidak mempunyai kearifan, tidak produktif, dan berpeluang menjadi
anggota masyarakat yang tidak memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan
sesama.